Jumat, 18 April 2014

#CERPEN : KU(KU)BUR

KU(KU)BUR

(Oleh: Dinda Ahlul Latifah)

Suara jeritan jangkrik membuat malam kehilangan aroma romantisnya. Bau dendam tiba tiba saja tercium sangat menusuk, bulan menjadi murung, ketakutan dan berlari lari mencari tempat persembunyian. Jeritan jangkrik itu terdengar semakin keras, ia meringgis, kesakitan. Seorang wanita terpaksa mengakhiri kemesraannya dengan selimut tebal diatas dekapan kasur empuk disebuah kamar, ia lalu mengintip keluar lewat jendela kamarnya yang berlubang, angin angin nakal berlomba lomba masuk tanpa izin, kesal. Wanita itu tak punya cara untuk mengusirnya.
“Mira” sebuah suara panggilan membuat wanita yang sedang bertengkar dengan tamu tak diundang dirumahnya itu segera menyudahi perang malamnya. Ia biarkan angin angin nakal itu tidur dibawah kolong kasur, menemani bangkai tikus yang belum sempat ia kuburkan, tikus itu mati karena terkena perangkap roti racun, mira memenangkan pertandingan.
“Kamu udah pulang?” Mira berjalan melewati lorong rumahnya yang gelap, rumah kecil itu sempit namun memiliki banyak  ruangan semut untuk bersembunyi. Mira sering menyembunyikan kesedihan, kekesalan, bahkan ketakutannya di beberapa lubang semut yang bersarang di sudut sudut rumah.
“Ya, cepat bantu aku mengamankan ini”! Seorang lelaki terengah engah, keringat mengucur deras diwajahnya yang ternoda oleh darah. Mira terdiam beberapa saat. Lelaki didepannya adalah lelaki ia biarkan merobek selaput daranya beberapa jam setelah ijab kabul beberapa tahun lalu. Lelaki didepannya adalah lelaki yang mengamini segala asa dan mimpi kehidupan mereka. Lelaki didepannya adalah lelaki yang menyeret Mira pada sebuah peperangan busuk yang jahanam, Tuhan membiarkan Mira diculik pada kegelapan kelam oleh lelaki itu.
“Jangan bilang kamu bawa mayat itu kesini?” Mira curiga pada sebuah koper berwarna hitam yang dibawa suaminya, koper super besar itu mengeluarkan bau darah yang sangat menyengat. Jangan jangan ini yang membuat jangkrik jangkrik itu teriak ketakutan.
“Iya. Aku harus menguburnya disini. Tadi hampir saja aku dipergoki, untung aku sigap. Pembunuh bayaran kelas dewa tak akan terkalahkan” Lelaki itu tertawa menang diatas bayang bayang dosa yang bisa menenggelamkan mereka kapan saja.
“Mas Arman! kamu gila! kamu bawa mayat yang kamu bunuh itu ke rumah kita? kamu mau bikin rumah kita jadi sarang setan? jadi sarang kutukan?” Mira menjerit dalam kemarahan. Darah pembunuh bayaran memang telah menyatu dengan dirinya, ia menikmati lembar demi lembar uang hasil setiap nyawa dan darah yang melayang. Profesi jahanam ini sudah digeluti Arman sejak 2 tahun lalu. Suaminya adalah salah satu dari agen rahasia dalam sebuah sindikat peembunuh bayaran berlisensi. Sebelum menjadi pembunuh bayaran, Arman adalah seorang pemain sepak bola dalam sebuah klub ternama, namun cedera kaki yang tak kian sembuh membuat ia harus banting setir menjadi malaikat izroil gadungan.
“Mira! Orang tolol mana yang akan menyangka bahwa ada kuburan dan mayat mayat dirumah kita ini” Arman mencoba menenangkan istrinya yang tengah hamil muda.
“Tapi, seminggu lalu kamu bilang bahwa anak walikota itu adalah korban terakhir kamu. Terus kenapa sekarang kamu bunuh orang lagi? uang kita sudah cukup banyak, kita bisa pindah dari kota jahanam ini, kita bisa buka bisnis tanpa harus takut ditangkap malaikat izroil lalu disiksa olehnya karena sudah mencuri tugasnya” Mira tak bisa mengendalikan emosinya, ia sudah dihantui  rasa takut selama bertahun tahun, nyawa demi nyawa yang melayang ditangan suaminya selalu datang dalam mimpinya, meminta pertolongan, meminta pertanggung jawaban.
“Kamu jangan bodoh! Kalau aku pergi atau kabur justru nyawa kitalah yang terancam, kontrak aku sebagai juru eksekusi masih sisa 1 tahun lagi. Sabarlah kamu, sehabis kontrak itu habis aku janji kita akan menebus semua dosa kita. Lagi pula selama ini Tuhan diam saja, dia tak pernah menyuruhku diam atau berhenti membunuh. Aku juga curiga jangan jangan kekuasanNya telah terbunuh”
Mira menangis sesenggukan, apa lagi yang bisa ia perbuat sekarang. Ia telah terlanjur menjadi istri dari seorang pembunuh bayaran yang diburu intelijen dan polisi, sekaligus pembunuh yang paling diandalkan dikancah persaingan teror perpolitikan.
“Aku mau kita operasi plastik, mas! Aku gak mau semua orang tahu kalau kita ini pembunuh! Aku gak mau anak cucu kita dikutuk. Aku mau kamu rebut lagi semua cahaya dan cinta yang dibawa mati sama mayat mayat yang pernah kamu bunuh, bawa pulang lagi kerumah ini, bawakan lagi cinta itu mas, aku gak mau cinta kita di oplos kutukan! Aku haus! Tuhan sepertinya sudah malas memayungi kita”
“Ngomong apa kamu?  Ya, terserah kamu! sekarang yang penting cepat bantu aku menguburkan dan menyembunyikan mayat selingkuhan anggota DPR ini, Kepalanya sudah aku buang di sungai, tinggal badannya, aku malas mencari tempat aman untuk pembuangan mayat wanita jalang ini” Arman menyeret Mira dengan kasar, Mira tak kuasa melawan. Masih ada butir butir cinta yang tersisa dan menari nari untuk Arman dihatinya.
Dengan pasrah Mira membantu Arman, ia segera mengambil sekop digudang rumahnya. Dibantunya Arman untuk mengangkat koper besar yang mengeluarkan bau darah menyengat itu. Sekali lagi, Mira melakukan semuanya atas nama cintanya pada calon ayah dari janin yang ia kandung.
“Jadi, kamu mutilasi wanita ini mas”? tanya Mira penasaran
“Iya, wanita ini adalah wanita panggilan tersohor dikalangan pejabat. Tadi aku tikam dia di parkiran hotel sehabis dia tidur dengan salah satu anggota DPR. Wanita ini meludahiku, aku tak terima diludahi oleh calon mangsaku sendiri, ku robek mulutnya dengan pisau, ku cabik cabik wajahnya sampai matanya keluar, karena jijik kuputuskan untuk memutuskan kepalanya, ku ikat dia disebuah jalan kosong diperbukitan, lalu kulindas tepat dilehernya. Sialnya saat akan ku buang jasadnya, ada sebuah mobil truk lewat, terpaksa ku buang kepalanya dulu dan badannya kusimpan di koper” Arman menceritakan aksi pembunuhannya seolah sedang menceritakan adegan film pembunuhan, namun ia sendirilah yang menjadi aktornya. Mira takjub dengan cerita suaminya itu, namun ada rasa ngeri yang menari nari dibenaknya, masih terasa mimpi lelaki yang penuh cinta itu bisa bertindak seperti iblis.
Mira dan Arman pun menyeret koper berisi mayat itu ke halaman belakang rumahnya. Arman meraih sekop lalu membuat lubang galian, sementara Mira mengambil seember semen berdasar perintah suaminya.
“Kita bakal kubur disini?” Tanya Mira ragu
“Iya. Nanti diatasnya kita bangun gazeboo mini untuk tempat santai kita disore hari” Jawab Arman tersenyum. Mira langsung merasa merinding, mana mungkin dia sudi bersantai diatas kuburan seorang wanita tanpa kepala.
Lubang galian sedalam 2 meter sudah berhasil digali, Arman memerintahkan Mira untuk menggeser koper itu ke dekat lubang. Mira merasa penasaran, ia memutuskan membuka koper itu sebelumnya. Tangannya gemetaran, keringatnya tak tertahankan, baru kali ini ia berani nekad untuk ingin melihat mayat korban suaminya. Dibukanya koper itu, perlahan tapi pasti, Mira membukanya. Mira kaget, matanya terbelalak, mayat wanita tanpa kepala itu tidak terbungkus sehelai benang pun, alias telanjang.
“Ahh!” Mira teriak ketakutan, ia segera menjauh
“Apa-apaan kamu? kalau ada yang lihat atau dengar gimana?” bentak Arman emosi
“Kamu apakan wanita ini? kamu tidak memperkosa wanita itu kan sebelum kamu membunuhnya?” Tanya Mira curiga. Arman tidak menjawab, ia sibuk merapikan koper, lalu menyeretnya masuk kedalam lubang. Malam semakin menusuk, suara teriakan jangkrik semakin nyaring dan keras, sepertinya kini jangkrik jangkrik itu mengajak gerombolan jangkrik lainnya untuk menyaksikan prosesi penguburan mayat tanpa kepala ini, angin jahat pun seperti takut untuk menghampiri. Mira merasa ditikam disegala arah, ia merasa kehilangan kemanusiannya.
Tuhan, dimana Kau? tanya Mira pada dirinya sendiri.
“Mas Arman! Demi Tuhan! kamu tidak memperkosa wanita itu dulu kan” tanya Mira sekali lagi.
“Cerewet kamu! cepat bantu aku mengubur, memang kalau iya kenapa? Toh dia sudah jadi mayat sekarang! “ Jawab Arman tanpa dosa sambil terus menutupi lubang dengan gundukan tanah. Mira kehilangan akal sehatnya, cintanya pada Arman seakan ikut terkubur dan dibawa mati oleh nyawa nyawa yang melayang karena dibunuh Arman, cintanya sekana telah dikutuk oleh setan setan itu. Cinta Mira pada Arman lenyap,mati,terkubur,terkutuk.
Sebuah rahasia besar terungkap, sindikat pembunuh bayaran terbongkar. Mereka semua diringkus polisi, markas mereka dikepung tadi malam. Semua otak dan dalang dijebloskan ke penjara paling hina, semuanya. Kecuali Arman. Arman yang menjadi satu dari 3 orang pembunuh bayarn paling diburu hilang tanpa jejak sejak beberapa bulan lalu. Tidak ada seorang pun yang tahu keberadaan Arman. Keluarga korban menyumpahi Arman diculik dan disiksa didalam kubur oleh mayat mayat yang ia pernah ia bunuh. Arman benar benar hilang, lenyap ditelan bumi.
Suara  jeritan dan tangis terdengar dari sebuah klinik persalinan. Mira melahirkan anaknya, seorang bayi lelaki mungil yang berhasil membawanya pada sebuah cahaya, meninggalkan kegelapan.
“Selamat datang didunia,nak” Mira menggendong dan memeluk bayi itu erat erat. Namun tak ada Arman disisinya, hanya ia dan bayinya. Senyum kebahagiaan terpancar dari wajah Mira.Mira pun pulang membawa bayinya, sejuta harapan tumbuh, dosa dan takut mulai melunak.
Mira mulai berkemas, rumah yang ia tempati bersama Arman selama 5 tahun ini harus ia jual dan ia tinggalkan. Kini setelah kelahiran anaknya, Mira tak mau kutukan itu terus mengikuti bahkan menjalar pada anaknya yang tidak berdosa. “Semua kenangan indah dan jahanam dirumah ini telah aku kubur bersama cintaku padamu, Mas Arman” sahut Mira sambil memandangi sebuah foto pernikahan diruang tengah. Mira pun menggendong bayinya, ia berjalan menuju halaman belakang rumah. Menatap sebuah tanah yang diatasnya mulai ditumbuhi rumput rumput liar, Mira meneteskan air mata karena dulu ditanah itu ia pernah melakukan dosa paling hina dengan Arman.
“Sayang, ucapkan selamat tinggal sama papa” Ucap Mira sambil mengecup kening bayinya. Bayi itu pun menangis kencang, seakan merasakan pahit dan perih yang Mira rasakan. Mira pun resmi meinggalkan rumah terkutuk itu, ia menutup pintu rumah itu dan menguncinya dengan penuh amarah. Ia kurung semua dosa, amarah,dendam,dan kenangan buruk didalamnya. Bersamanya, didalam rumah itu terkubur segala dosa dan cinta untuk semuanya. Sebuah rahasia ia sembunyikan disana, tentang mayat perempuan tanpa kepala yang terkubur dihalaman belakang rumahnya dan tentu saja, tentang jawaban besar mengapa suaminya tak pernah diketemukan, semuanya telah ia kubur dibawah tanah dosa.

“Maafkan aku Mas Arman. Biarlah aku yang menguburmu dengan tanganku sendiri, dengan seonggok cinta yang masih tersisa, dengan segenggam do’a padaNya agar kau tak dibuang ke neraka, aku tak mau kamu membusuk dipenjara sebagai pembunuh yang terhina. Biarkan aku membesarkan anak ini, biarkan anak ini tak pernah tahu bahwa ayah dan ibunya adalah seorang pembunuh,semoga dosa kita telah tertebus” –Mira-

Minggu, 26 Januari 2014

Menolak Tua


"Nek,kenapa muka nenek banyak lipatannya? Kenapa keriput nek"? Tanya cucu badung menggoda neneknya yang sedang membaca koran hari minggu. Nenek pun membuka kaca mata bacanya. Ia menepuk pahanya,memberi kode agar cucu lelaki 5 tahunnya itu mau mendarat dipangkuannya.

"Nak,coba hitung ada berapa banyak lipatan diwajah nenek" pinta nenek sambil mendaratkan tangan mungil cucunya ke wajah keriputnya yang hangat.

"Hem. Terlalu banyak nek" kata cucunya mengeluh

"Lipatan dan keriput ini adalah bekas bekas lembaran kisah hidup nenek dimasa muda. Setiap lipatannya mempunyai memori pengalaman kehidupan yang berarti. Semua alam dibumi ini akan menjadi tua,termasuk nenek. Dan kamu,nanti." Nenek memulai petualangan cerita  liarnya dan berhasil menghidupkan imajinasi liar cucu kecilnya itu

"Aku juga nanti akan keriput seperti nenek?" tanya cucunya polos
"Ya, bahkan nanti bumi ini pun sekarang sudah tua dan renta. Sudah sering sakit sakitan dan rapuh" ucap nenek menganalogikan
"Jadi,gunung meletus itu adalah tanda bahwa bumi sedang sakit?sakit flu dan batuk ya Nek?" tanya cucunya lagi. Nenek hanya tersenyum sambil memamerkan deretkan gusinya yang merah muda
"Terus,bila nanti aku Tua seperti nenek. Maka bumi akan jadi setua apa nek?apa bumi akan mati dan jadi pelupa seperti nenek yang sering lupa menaruh kacamata"? tanya cucunya lagi tak tanggung tanggung
"Nak,bumi ini adalah kuasaNya. Segala aktifitas bumi dan alam adalah bukti eksistensinya yang menjelma jadi kasih sayang dan Cinta untuk kita. Semua hal didunia ini akan menjadi Tua secara fisik tapi tidak secara substansi. Ada irang yang akan menjadi muda selamanya,muda karna ia mampu mempertahankan spirit Iman,Cinta,cipta,dan karyanya.

"Kalau begitu aku tidak akan pernah mau jadi tua nek.Aku mau jadi muda seumur hidup"!

Sabtu, 25 Januari 2014

#KelinciKeledai1

15 Agustus 2010, Disebuah gedung teater megah yang dibanjiri ribuan pasang mata terpukau dan mulut mulut yang menganga penuh kekaguman, Suara tepuk tangan ribuan pasang telapak liar membuat suara jeritan anak jalanan yang lapar diluar sana hanya terdengar seperti suara angin yang mute oleh Tuhan.

"Demi jerawat burung unta? Apa yang kamu lakukan tadi,Rab? Sungguh,malaikat dari surga mana yang telah merasukimu?" Si biji jagung tak bisa menyembunyikan kekagumannya pada aksi teatrikal yang baru saja diuguhkan secara frontal didepan matanya,ia masih bisa melihat jelas dan mengingat semua dialog dialog Rabbit yang menghipnotis saat ia beraksi dipanggung teater tadi,bahkan meskipun biji jagung hanya melihat dari balik tirai dibelakang panggung. Ini adalah penampilan perdana Rabbit dipanggung teater nasional,Rabbit adalah mahasisw jurusan sastra yang memiliki sejuta imajinasi mahaliar yang membuat orang takluk padanya,bahkan gedung teater nasional pun bersujud padanya. Rabbit menampilkan naskah teaternya yang berjudul " Gadis Biru" dan dia yang memerankan sendiri tokoh utamanya,si gadis biru.

"Aku benar-benar melakukannya,corni" sahut Rabbit tak percaya. Ia telah berhasil melakukan debutnya sebagai pemain teater nasional. Satu panggung dengan pemain teater legendaris lainnya. Sungguh ia tak mau bangun dari mimpi ini bahkan jika jutaan monster buaya mencabik cabik tubuhnya dikasur usang.

"Aku yang paling bangga dengan tarianmu tadi,Rab" seseorang tiba tiba menabrak gerombolan benteng manusia yang sedang mengelilingi Rabit sambil melemparinya dengan pujian. Jepretan kamera wartawan membuat Rabbit tahu rasanya bagaimana menjadi Lady Dai yang populer dan bagaimana menjadi koruptor yang diburu wajahnya.

"Don!" Rabbit segera berlari kearah lelaki berambut gondorng dengan kumis tipis yang menari nari diatas bibirnya seakan ingin berkata hore,hore,hore.

"Gimana?" tanya Rabbit dengan mata berbinar
"Tunggu apa lagi rab?aku tak punya waktu banyak sebelum pindah klub musim depan dan pindah dari lapisan tanah gersang yang menyangga tubuh ini untuk segera terbang ke lapisan rumput liar yang sedang menari jaipongan sambil angkat besi" Donkey si keledai biru segera menarik tangan Rabbit. Semua orang bersorak soray dan bertepuk tangan. Mereka berdua berlari menyeruduk banjir manusia dimalam itu.

Sesampainya dirumah Rabbit,keledai biru pun memberikan Rabbit sebuah kotak. Tak tahu apa isi kotak itu,Rabbit merasa sesak dibuat penasaran. begitupun dengan setan setan jahil yang mengintip nakal isi kotak itu,berebut ingin membukanya.
"Ayo,buka"! sahut si keledai
jari jemari Rabbit segera berlari dengan liar dan tanpa ampun menelanjangi bungkus berwarna pink yang menyelimuti kotak itu. Ternyata setelah beberapa saat terbongkarlah bahwa isi kotak itu adalah sebuah sepatu bola yang sudah jebol,rusak,dan jelek. Wajah Rabbit melipat lipat kecewa,begitupun dengan wajah seekor cicak yang penasaran ingin menonton,saking kagetnya cicak itupun jatuh menimpa guci.

"Hei,Ini adalah sepatu bola keberuntunganku yang aku dapat pemain legendaris disebuah klub hebat saat aku masih SMA dulu. Berkat sepatu ini aku berhasil lolos seleksi pemain nasional. Dan,kini aku berikan yang kiri padamu,sepatu ini ibarat jiwa bagiku,Rab. Aku simpan yang kanan dan kau simpan yang kiri,kita akan hidup bersama dan menjadi sepasang jiwa yang utuh" Mulut Blue Donkey seperti digerakan oleh arwah penyair paling romantis. Sepatu jebol yang jelek kini seakan berubah jadi sepatu cinderella yang berlapis cinta tanpa pengawet. Rabbit memeluk Donkey sangat erat. Tanpa sadar sesuatu jatuh dari sepatu itu,ternyata sebuah cincin. Rabbit tersenyum lebar dan memeluk Donkey semakin erat. Sementara cicak yang terjatuh kelantai berusaha membalikan badannya dengan sangat susah payah.

Tentang Rabbitha Angkasa dan Blue Donkeys

Simbiosis Mutualisme. Manusia mana yang menolak kebaikan hinggap diantara sela sela lubang hidungnya. Bahkan semua manusia itu berlomba lomba menculik si kebaikan sebanyak-banyakanya, ada yang tololnya memburu kebaikan dengan mengorbankan kemanusiaannya sendiri,menggadaikan harga diri,sampai menukar jiwanya dengan setan. Mereka kesurupan nafsunya sendiri dan mulai dikawini ketersesatan,jadilah si kebaikan pergi dan malas bergaul dengan mereka,memilih bersembunyi dibawah ketiak tukang becak,dan yang mereka dapat dari topeng alih-alih kebaikan hanyalah sebuah pantulan bayangan nafsu Maha Buas dari kaca pecah yang mereka gunakan untuk melihat wajah wajah remuk itu.

Tenang saja,Tuhan tidak bodoh dan tidak akan dibodohi siapapun. Diantara manusia manusia yang haus kebaikan buat dirinya sendiri namun cuek terhadap kebaikan pada orang disekitar masih ada mereka yang kadang kecolongan atas kebaikan pada dirinya,namun begitu menggebu memperjuangkan kebaikan buat orang lain. Ya,sebenarnya kebaikan sejati memang melekat pada orang yang baik sejati pula,ya Kan? Tuhan tak pernah pelit menebar kebaikan,ia tak pernah pilih pilih. Yang mengajarkan pada manusia bahwa CINTA ITU BUTA DAN TULI adalah Tuhan sebenarnya, dalam menebar cinta,tak peduli orang itu baik atau tidak,tetap dia hujani kebaikan dan cinta.

Kembali lagi,soal Simbiosis Mutualisme. Cerita soal persahabatan kerbau dan burung jalak bukan lagi kisah langka yang bahkan ribuan debu dibawah kesed toilet pun tahu kisah itu. Si Burung Jalak dengan setia dan lahapnya bisa mengenyangkan perut dengan memakan kutu kutu liar ditubuh sikerbau,sementara si kerbau pun bisa berhemat biaya untuk membeli shampoo anti kutu karena sudah ada mesin penggeruk kutu otomatis. Tapi simbiosis mutualisme yang terjadi pada si burung jalak dan si kerbau rupanya belum terlihat pada Rabbitha Angkasa dan Blue Donkeys.

Rabbit dan Blue menyebut diri mereka adalah Adam dan Hawa yang tersesat,diusir dari surga lalu terdampar disebuah belantara penuh kanibal,dan berusaha lari mencari jalan keluar. Rabbit . Namun jalan keluar sepertinya terus berlari menghindari mereka,sehingga Rabbit dan Blue pun memutuskan untuk menjadi kanibal, disaat saat tertentu.

"Rab,kau harusnya menyediakan persediaan kacang kulit untukku menonton pertandingan liga champions nanti malam" Blue yang bangun mimpi basanya menyadari bahwa toples kacang kulitnya kosong dan telah dipenuhi sarang laba-laba.

"Keledai malas! harusnya kita bisa dapet beberapa rupiah dari hasil sewa silaba laba busuk itu. Lihat deh,dia seenaknya mendirikan sarang disitu selama berminggu-minggu,gratis pula. Sedangkan kita? Nyaris digusur oleh traktor sawah dari neraka berdebu ini karna telat bayar 2 hari" Rabbit tak mau kalah. Dia sebenarnya sangat kesal dengan ulah keledai biru,si Blue Donkeys. 2 tahun lalu Rabbit mengiyakan saat pecundang berambut gondrong ini memberinya seonggok cincin curian milik seorang nenek dipasar,dan memintanya mendampinginya menjadi seorang pecundang wanita yang memasrahkan diri terjebak dalam lubang tanpa dasar,mungkin dasarnya adalah kematian karna benturan keras dan naas.

"Ya,kelinci bodoh. Sudahilah khayalan angkermu soal siluman laba laba yang punya tabungan berjuta juta dikolong kasur kita. Sekarang aku akan pergi menemui Tuan Wolfy dan menagih upahku" Keledai biru berusaha meredam kekacauan,terakhir kali perang dunia terjadi diantara mereka,kulkas tua donkey pungut dari luapan air banjir itu hancur dijadikan senjata.

"Pergi sana dan jangan kembali sebelum kau merampas kembali cinta kita yang dirampas dan dikutuk oleh arwah arwah penasaran yang kau perkosa lalu kau bunuh itu" Rabbit pun melemparkan sebuah jaket kulit usang kearah suaminya. " Ya,dan aku tak akan kembalu sebelum kau becus menukar bangkai naskah naskah cerita sampah mu itu dengan  rupiah segar" Donkey pun pergi dengan wajah  kesal sambil menyumbat kedua telinganya dengan telunjuknya,terdengar samar samar suara petasan meledak ledak yang berasal dari mulut istrinya. Donkey sangat kesal, Ia tak menyangka mengapa Rabbitha Angkasa yang dulunya seorang pemain teater dan penulis yang cantik serta idealis bisa berubah jadi siluman kelinci yang menyeramkan. Perut Rabbitha sekarang buncit,ia tak selangsing dulu. Kantung matanya kini menghitam seperti panda yang matanya ditonjok knalpot. Rabbit yang dulu suka membacakan puisi puisi indahnya kini lebih sering meneriakan kutukan kutukan dari neraka,gara gara proyek bukunya gagal dan tak laku dipasaran Rabbit pun mengalami depresi.Sementara Donkey yang sebelum menikahi Rabbit adalah seorang striker andalan disebuah klub dinegerinya mengalami cedera parah yang membuatnya tidak mungkin lagi bisa merumpun diklub dalam kompetisi elit,ia pun memutuskan penisun dari lapangan hijau. Kini Rabbit dan Donkey hidup bagai kelinci dan keledai bodoh ditengah hutan belantara diantara kanibal kanibal berdarah dingin,Rabbit dan Donkey sedang menyamar menjadi dua ekor srigala tangguh. Dan ya,berkat bisikan setan donkey pun sekarang menjadi salah satu anak buah dari agensi pembunuh bayaran disana

Belok kemari,sini.

" Kenapa kamu nggak pernah memperlakukan aku dengan indah?selayaknya seorang lelaki yang mencintai wanitanya?" Mata udang meracau pada hidung babi yang sedang duduk sila sambil menghisap sebatang knalpot mungil. Kenikmatan yang ia dapat dari knalpot mungil harus ia barter kesejahteraan empedu dan jantungnya. Jantungnya menjelma menjadi gubuk super kotor dan bau yang temboknya sudah bolong-bolong dan digerogoti monster monster pengerat yang jelek.

"Apa-apaan kau ini? Bukankah aku sudah menggadaikan setiap setengah hari dari setiap denyut jantungku untuk mendengarkanmu mengoceh tentang anjing-anjing liar yang membuatmu tak bisa fokus menyelesaikan skripsi sialan itu?" Hidung babi tak terima dituduh tidak supportif pada hubungan mereka. Hubungan yang memang sangat simbiosis unmutualisme,alias saling merugikan. kuliah si mata udang tak beres beres hanya karena ia sibuk banting tulang bekerja untuk mewujudkan mimpi si hidung babi untuk bisa operasi plastik dan mempunyai hidung mancung.Sementara si hidung babi pun harus rela dijadikan pembantu dan budak oleh si Mata Udang.

Mereka berdua hidup membenalui satu sama lain. Namun mereka tak pernah berkeinginan untuk berpisah atau saling membebaskan. Mereka memutuskan untuk hidup saling menjerat dan mengurung satu sama lain. Entah sampai kapan,mungkin sampai tulang belulang salah satu diantara mereka dijadikan tusuk gigi oleh yang lainnya.


Gulita

Suara telepon berdering dimalam yang sedang marah. Malam kesal karena banyak anak kecil membenci dirinya,banyak yang terus menginginkan siang yang cerah dan ramah untuk bermain sampai tak satu titik gelap pun datang. Malam menutup matanya dan mengusir bintang yang mau berkencan dengan aroma angin malam yang bersatu dengan bau mulut rumput hijau yang menganga ingin disiram. Malam telah memaksa setan setan untuk berdiam diri dikandang,malam tak mau tidurnya terganggu oleh cekikikan kuntilanak sumbang atau teriakan anak-anak nakal yang main jelangkung. Malam benar benar lelah,ia ingin pensiun dan meminta Tuhan menugaskan si Tuan Matahari untuk jaga siaga selama 24 jam. Tentu saja tuan matahari pun menolak,ia pun mengaku telah lelah setiap hari menerangi manusia manusia bejad yang dapat memasang topeng kewibawaan sementara tangannya nakal menggrepe brangkas milik negara.

Lagi,soal suara deringan telepon saat malam hari. Malam merasa terganggu,malam pun meniupkan mulutnya cukup kuat,angin liar menerbangkan mimpi mimpi yang tersembunyi dibawah bantal penuh liur.
"Eh,ada telepon" Nunu menyadari suara deringan telepon diantara suara dengkuran penghuni panti lainnya. Ia segera beranjak dan malam pun kembali tidur nyenyak.

"Hallo" diangkatnya telepon kurang ajar itu. Berdering saat semua penghuni sibuk menenggelamkan diri dalam mimpi diantara tikar belukar yang dingin dan lapisan sarung tipis yang membuat angin malam menembus tulang,mendekap jiwa.

"Benarkah ini panti asuhan salah asuh"? tanya seseorang diseberang telepon sana
"Iya. Ada apa ya bu"? sahut Nunu saat menyadari bahwa yang menelepon adalah seorang ibu
"Mohon,tolong saya" kata si ibu lagi
"Hem,sebentar ini siapa?" sahut Nunu lagi
"Tolong sekarang keluar dulu,sebentar" kata suara ibu itu memohon

Telepon pun segera terputus. Nunu terdiam bingung,siapa perempuan itu? Apa maksudnya menelpon semalam ini?jangan jangan dia penjahat yang bermodus baru dengan meminta tolong pada calon korbannya lalu setelah ia keluar rumah nanti seseorang bertopeng akan segera menghajarnya dan menusuknya sampai mati,lalu membuang jasadnya ke perkebunan sana,dan mengambil semua harta benda dipanti asuhan sementara kawan yang lainnya akan membantai semua anak panti,EH tapi tunggu dulu. Dipanti asuhan ini tak ada satupun benda berharga,semuanya telah habis dijual untuk membayar hutang,

Nunu pun membuang jauh pikiran negatifnya,asal jangan sampai ia buang pula otaknya. Nunu berada didepan pintu,sebelum membukanya Nunu mengintip lewat jendela. Tak ada siapapun,tak ada penjahat bertopeng disana. Segera dibukanya pintu itu,dan ternyata disana ada sebuah kardus yang tertutup tak begitu rapat. Potongan kepala manusia. Nunu segera menduga isi kardus itu,ia melihat ke sekeliling halaman panti,namun tak ada seorang pun disana. Nunu bergerak perlahan,mundur pelan pelan,dan ia baru saja mendengar suara tangisan bayi sesaat setelah akan memutuskan untuk membanting pintu keras-keras.

"Bayi?" sahut Nunu. Malam menyaksikan ketakutan Nunu dan malam pun tertawa. Malam sudah tidak terlalu marah lagi karena melihat adegan Nunu yang ketakutan. Malam pun tersenyuum deg-deg-an. Malam ikut penasaran dengan isi kardus didepan Nunu,bahkan kecolongan. Bintang mengendap endap datang tanpa sepengetahuannya.

Nunu membuka kardus itu perlahan,dan ya. Seorang bayi manusia ada disana. Bayi itu setengah tertidur,bayi itu memakai topi rajutan berwarna biru,dan memakai kaos partai berwarna merah. Alangkah kejamnya ibu yang memakaikan kaos partai pada bayi ini,kaos partai yang ternoda oleh keringat para manusia yang rakus kuasa,bahkan mungkin telah tertular oleh bau ketek para manusia manusia penjilat diluarsana. Bayi itu mulai menangis,sepertinya dia lapar. Ya,Nunu pun merasa lapar sebenarnya. Ia masih ingat nasi yang terakhir ia makan adalah nasi sisa adik adik pantinya tadi pagi. Harus dengan apa Nunu memberi makan bayi ini? bahkan Nunu tak memiliki asi,jangankan asi bahkan kelenjar susu pun Nunu tak pernah punya.

Nunu mendekap bayi itu,memeluknya erat berharap si bayi tak mendadak step dan kejang-kejang karna mencium bau keteknya yang pasca tadi pagi kejar kejaran dipasar karna ketahuan mencopet,tapi ia selamat berkat sebuah gerobak sampah tua yang membangkai disana. Tak lama setelah itu,Nunu menemukan secarik surat terlipat dibawah kardus itu,
"Hem,seperti sinetron saja. Jangan jangan ada kamera yang sedang mengawasi" gumamnya kesal

Diambilnya surat itu lalu dibacanya sambil menggendong si bayi dengan sebelah tangan,

kepada malaikat yang dipilihkan Tuhan,

Bayi mungil yang sedang kau gendong itu adalah permata yang salah alamat.
Tuhan mungkin keliru menitipnya pada rahimku
Ya,Tuhan telah salah alamat
seharusnya Ia tak dilahirkan oleh ibu yang maha hina sepertiku
Kumohon,rawatlah ia.
Sekarang ini aku sedang dalam pengejaran polisi
Seminggu lalu aku baru saja membunuh majikanku
Aku memutilasi majikanku
Aku membuang kepalanya  ke sungai
tangannya ku kubur dibelakang rumah
badannya kupotong tiga lalu kujadikan sup dan kujual pada tetangga
sementara kaki dan jari-jarinya kusebar disolokan kota
Sebentar lagi polisi pasti akan menemukanku
Aku akan dipenjara dan kemungkinan terburuk akan dihukum mati
Oh,iya alasan aku membunuh majikanku adalah,
ia berjanji akan menjaga anak ini bersama,
namun ternyata setelah ia memperkosa dan sampai anak ini lahir kedunia,
sama sekali tak ada rasa belas dan kasih darinya.
Satu lagi,gambar caleg pada kaos partai itu,itu adalah majikanku,alias ayah dari anak itu
Jadi,ku mohon bantu aku menjaga anak itu.
Aku yakin Tuhan memilihmu sebagai penggantiku,
tenang saja,kujamin tak akan ada polisi yang mendatangimu,
aku sudah memutuskan untuk mendatangi Tuhan dengan caraku sendiri
aku tak mau menunggu dihukum mati sebagai terdakwa hina,
aku malas bertele tele dengan proses sidang yang lama
malas juga mendengar makian dan cacian dari istri majikanku
Setelah ini kuputskan untuk terjun bebas dari atas jembatan penyebrangan
Dan mungkin kau bisa melihatku sebagai mayat besok dikoran koran,berdoa saja semoga redaktur koran itu tak mensensor wajahku
sesekali akan kudatangi kau dalam mimpi
 sekali lagi tolong jaga anakku,sampai mati.

Nunu menelan ludahnya. Tiba tiba saja ludahnya terasa seperti kuah indomie basi. Ia merasa sangat merinding Apa yang baru ia baca tadi adalah sebuah wasiat dari calon terpidana mati. Dan sekarang dalam dekapannya seorang anak yatim yang sebentar lagi akan jadi anak piatu sedang tertidur lelap. Nunu meneteskan air mata,bertambah lagi satu orang penghuni panti salah asuh ini. Namun dibalik keharuannya,muncul beban baru yang beranak pinak dibenak Nunu. Bukan,bukan soal bagaimana Nunu akan menghidupi anak ini,Nunu yakin Tuhan tak akan salah alamat saat memberi rejeki,tapi Nunu bingung bagaimana ia akan menjelaskan soal keduaorangtua anak ini kelak,saat ia dewasa.


"Baiklah nak,berdoa saja semoga ayah dan ibumu tak dikirim ke neraka. Akan kunamai kau, Gulita.."

Sementara itu malam menangis mendengar isi suratnya,gerimis pun turun kebumi. Malam menyanyikan lagu tidur untuk bayi malang didekapan Nunu. Malam langsung berkirim pesan pada tuan matahari agar esok bersinar lebih ramah pada panti salah asuh.

Jumat, 24 Januari 2014

anak revolusi,man

Jadi,tadi ada anak revolusi main ke kampus aku. Dia cerita soal kisahnya dulu waktu jaman orde baru,dia dan kawan kawannya yang jadi pemberontak rezim tirani dipaksa bernafas dibui,bertahun tahun,nyaris tua didalam sel,berkat amnesti alm Gusdur mereka survive disel cuma 3 tahun aja,iya cuma 3 tahun.Terus,anak revolusi itu bilang kalau revolusi nggak harus selalu dilakukan dengan pemberontakan yang radikal,tapi masa penggulingan orde baru emang ga cukup dihantam dengan perlawanan tulisan atau perlawanan demo mogok makan,tapi butuh aksi yang terorganisir,dari semua lapisan masyarakat terutama yang ngerasa terjajah dan ngerasa dijadiin sapi,anak sapi yang diiiket paksa,dan dicantelin ditiang tua didalam kandang sempit yang bau berak sapi.

Bray,anak revolusi bilang,kalau pemberontakan adalah salah satu bentuk revolusi disaat tertentu.Jadi sekarang ini kalau kita haus dan lapar akan Revolusi mah jangan lagi pake cara pemberontakan radikal yang makan korban sana sini,katanya.Cuma sebagai cucu revolusi juga saya masih telanjang hati ginilah,dan bertanya tanya sesungguhnya revolusi seperti apa dan lewat jalan apa yang harus kita lakukan diera gobloklisasi ini,karna semuanya sudah serba revolusioner dan instant,karena kebuasa teknologi yang mulai membalap Tuhan.