Sabtu, 25 Januari 2014

Tentang Rabbitha Angkasa dan Blue Donkeys

Simbiosis Mutualisme. Manusia mana yang menolak kebaikan hinggap diantara sela sela lubang hidungnya. Bahkan semua manusia itu berlomba lomba menculik si kebaikan sebanyak-banyakanya, ada yang tololnya memburu kebaikan dengan mengorbankan kemanusiaannya sendiri,menggadaikan harga diri,sampai menukar jiwanya dengan setan. Mereka kesurupan nafsunya sendiri dan mulai dikawini ketersesatan,jadilah si kebaikan pergi dan malas bergaul dengan mereka,memilih bersembunyi dibawah ketiak tukang becak,dan yang mereka dapat dari topeng alih-alih kebaikan hanyalah sebuah pantulan bayangan nafsu Maha Buas dari kaca pecah yang mereka gunakan untuk melihat wajah wajah remuk itu.

Tenang saja,Tuhan tidak bodoh dan tidak akan dibodohi siapapun. Diantara manusia manusia yang haus kebaikan buat dirinya sendiri namun cuek terhadap kebaikan pada orang disekitar masih ada mereka yang kadang kecolongan atas kebaikan pada dirinya,namun begitu menggebu memperjuangkan kebaikan buat orang lain. Ya,sebenarnya kebaikan sejati memang melekat pada orang yang baik sejati pula,ya Kan? Tuhan tak pernah pelit menebar kebaikan,ia tak pernah pilih pilih. Yang mengajarkan pada manusia bahwa CINTA ITU BUTA DAN TULI adalah Tuhan sebenarnya, dalam menebar cinta,tak peduli orang itu baik atau tidak,tetap dia hujani kebaikan dan cinta.

Kembali lagi,soal Simbiosis Mutualisme. Cerita soal persahabatan kerbau dan burung jalak bukan lagi kisah langka yang bahkan ribuan debu dibawah kesed toilet pun tahu kisah itu. Si Burung Jalak dengan setia dan lahapnya bisa mengenyangkan perut dengan memakan kutu kutu liar ditubuh sikerbau,sementara si kerbau pun bisa berhemat biaya untuk membeli shampoo anti kutu karena sudah ada mesin penggeruk kutu otomatis. Tapi simbiosis mutualisme yang terjadi pada si burung jalak dan si kerbau rupanya belum terlihat pada Rabbitha Angkasa dan Blue Donkeys.

Rabbit dan Blue menyebut diri mereka adalah Adam dan Hawa yang tersesat,diusir dari surga lalu terdampar disebuah belantara penuh kanibal,dan berusaha lari mencari jalan keluar. Rabbit . Namun jalan keluar sepertinya terus berlari menghindari mereka,sehingga Rabbit dan Blue pun memutuskan untuk menjadi kanibal, disaat saat tertentu.

"Rab,kau harusnya menyediakan persediaan kacang kulit untukku menonton pertandingan liga champions nanti malam" Blue yang bangun mimpi basanya menyadari bahwa toples kacang kulitnya kosong dan telah dipenuhi sarang laba-laba.

"Keledai malas! harusnya kita bisa dapet beberapa rupiah dari hasil sewa silaba laba busuk itu. Lihat deh,dia seenaknya mendirikan sarang disitu selama berminggu-minggu,gratis pula. Sedangkan kita? Nyaris digusur oleh traktor sawah dari neraka berdebu ini karna telat bayar 2 hari" Rabbit tak mau kalah. Dia sebenarnya sangat kesal dengan ulah keledai biru,si Blue Donkeys. 2 tahun lalu Rabbit mengiyakan saat pecundang berambut gondrong ini memberinya seonggok cincin curian milik seorang nenek dipasar,dan memintanya mendampinginya menjadi seorang pecundang wanita yang memasrahkan diri terjebak dalam lubang tanpa dasar,mungkin dasarnya adalah kematian karna benturan keras dan naas.

"Ya,kelinci bodoh. Sudahilah khayalan angkermu soal siluman laba laba yang punya tabungan berjuta juta dikolong kasur kita. Sekarang aku akan pergi menemui Tuan Wolfy dan menagih upahku" Keledai biru berusaha meredam kekacauan,terakhir kali perang dunia terjadi diantara mereka,kulkas tua donkey pungut dari luapan air banjir itu hancur dijadikan senjata.

"Pergi sana dan jangan kembali sebelum kau merampas kembali cinta kita yang dirampas dan dikutuk oleh arwah arwah penasaran yang kau perkosa lalu kau bunuh itu" Rabbit pun melemparkan sebuah jaket kulit usang kearah suaminya. " Ya,dan aku tak akan kembalu sebelum kau becus menukar bangkai naskah naskah cerita sampah mu itu dengan  rupiah segar" Donkey pun pergi dengan wajah  kesal sambil menyumbat kedua telinganya dengan telunjuknya,terdengar samar samar suara petasan meledak ledak yang berasal dari mulut istrinya. Donkey sangat kesal, Ia tak menyangka mengapa Rabbitha Angkasa yang dulunya seorang pemain teater dan penulis yang cantik serta idealis bisa berubah jadi siluman kelinci yang menyeramkan. Perut Rabbitha sekarang buncit,ia tak selangsing dulu. Kantung matanya kini menghitam seperti panda yang matanya ditonjok knalpot. Rabbit yang dulu suka membacakan puisi puisi indahnya kini lebih sering meneriakan kutukan kutukan dari neraka,gara gara proyek bukunya gagal dan tak laku dipasaran Rabbit pun mengalami depresi.Sementara Donkey yang sebelum menikahi Rabbit adalah seorang striker andalan disebuah klub dinegerinya mengalami cedera parah yang membuatnya tidak mungkin lagi bisa merumpun diklub dalam kompetisi elit,ia pun memutuskan penisun dari lapangan hijau. Kini Rabbit dan Donkey hidup bagai kelinci dan keledai bodoh ditengah hutan belantara diantara kanibal kanibal berdarah dingin,Rabbit dan Donkey sedang menyamar menjadi dua ekor srigala tangguh. Dan ya,berkat bisikan setan donkey pun sekarang menjadi salah satu anak buah dari agensi pembunuh bayaran disana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar