Sabtu, 25 Januari 2014

Belok kemari,sini.

" Kenapa kamu nggak pernah memperlakukan aku dengan indah?selayaknya seorang lelaki yang mencintai wanitanya?" Mata udang meracau pada hidung babi yang sedang duduk sila sambil menghisap sebatang knalpot mungil. Kenikmatan yang ia dapat dari knalpot mungil harus ia barter kesejahteraan empedu dan jantungnya. Jantungnya menjelma menjadi gubuk super kotor dan bau yang temboknya sudah bolong-bolong dan digerogoti monster monster pengerat yang jelek.

"Apa-apaan kau ini? Bukankah aku sudah menggadaikan setiap setengah hari dari setiap denyut jantungku untuk mendengarkanmu mengoceh tentang anjing-anjing liar yang membuatmu tak bisa fokus menyelesaikan skripsi sialan itu?" Hidung babi tak terima dituduh tidak supportif pada hubungan mereka. Hubungan yang memang sangat simbiosis unmutualisme,alias saling merugikan. kuliah si mata udang tak beres beres hanya karena ia sibuk banting tulang bekerja untuk mewujudkan mimpi si hidung babi untuk bisa operasi plastik dan mempunyai hidung mancung.Sementara si hidung babi pun harus rela dijadikan pembantu dan budak oleh si Mata Udang.

Mereka berdua hidup membenalui satu sama lain. Namun mereka tak pernah berkeinginan untuk berpisah atau saling membebaskan. Mereka memutuskan untuk hidup saling menjerat dan mengurung satu sama lain. Entah sampai kapan,mungkin sampai tulang belulang salah satu diantara mereka dijadikan tusuk gigi oleh yang lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar